The Meeting Industry Paska COVID-19

11 Maret 2020 WHO menetapkan Virus Corona COVID-19 sebagai Pendemi (penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia) dan selanjutnya pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan penerapan Social Distancing, Work Form Home dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka berimbas kepada pelaku bisnis yang bukan kebutuhan pokok, salah satunya yang dikenal dengan “The Meeting Industry” atau yang lebih di kenal dengan bisnis MICE, akronim bahasa Inggris dari “Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition” (Indonesia: Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) dalam industri pariwisata atau pameran, adalah suatu jenis kegiatan pariwisata di mana suatu kelompok besar, biasanya direncanakan dengan matang, berangkat bersama untuk suatu tujuan tertentu.

Ketidakpastian akibat wabah corona virus menjadi hal yang menghantui setiap orang saat ini, tidak terkecuali para pemilik dan pemimpin bisnis. Persoalan ini menambah kompleksitas manajemen organisasi bisnis dan memberikan tantangan kepemimpinan yang berbeda pada era sekarang. Tidak semua orang mengenal istilah VUCA dalam manajemen organisasi. VUCA yang diperkenalkan oleh US Army War College, adalah singkatan dari volatility, uncertainty, complexity and ambiguity. VUCA adalah kondisi saat ini dimana manusia akan menghadapi hal-hal yang mengejutkan, tidak diduga seperti cuaca ekstrim, konflik, peperangan, inkonsistensi kebijakan unilateral, penemuan teknologi baru.

Bagi pelaku usaha dibidang meeting incentive convention exhibition, keramaian adalah sebuah keberuntungan namun dengan adanya pandemi COVID-19 maka pelaku MICE adalah bisnis yang terdampak paling depan dan membutuhkan waktu yang lama minimal selama dua tahun untuk mengembalikan ke kondisi semula. Mengapa demikian sebab kegiatan ini saling membutuhkan banyak pihak banyak orang untuk keberhasilannya, dari biro perjalanan, airline, transportasi lokal, pemandu wisata, hotel, rumah makan, pedagang souvenir, telekomunikasi, stand kontraktor, florist, hall owner, percetakan, desain grafis, jasa dokumentasi foto dan video serta pendukung bisnis lainnya.

Pelaku bisnis MICE sudah banyak yang menutup usahanya dikarenakan kunjungan wisatawan yang terhenti, ribuan kamar kosong, rumah makan dan kendaraan hingga pesawat terbang harus berhenti beraktivitas dan hanya kalangan bisnis saja yang masih bisa menggunakan jasa airline dengan protokol kesehatan yang harus di laksanakan sehingga membutuhkan lebih banya kesiapan bagi para pelaku dan pengguna jasa transportasi yang juga konsumen bisnis MICE.

Pendemik COVID-19 merubah pola hidup dan pola kerja yang lebih higenis, aman dan ketat di sektor kesehatan dan keamanan bagi manusia yang melakukan aktivitas perjalanan antar wilayah, antar negara sehingga membutuhkan penyesuaian di banyak tahapan baik bagi pelaku usaha dan manusianya yang akan melakukan perjalanan

Saatnya bagi pelaku bisnis untuk memutar otak lebih dalam lagi untuk menyiapkan ketika pembatasan sosial di kurangi hingga di hilangkan maka akan datang ribuan hingga jutaan orang ke Indonesia guna beraktivitas wisata di seluruh Indonesia dan dunia, manfaatkan waktu yang ada ini untuk berkoordinasi ke dalam, mengevaluasi, memperbaiki serta mengantisipasi hal-hal yang buruk ketika kedatangan wisatawan dari manca negara,

Harapannya pelaku bisnis dan masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan sebelum menyentuh bagian muka atau sebelum makan. Sehingga masyarakat terbiasa dengan PHBS itu dan terhindar dari berbagai penyakit menular yang bisa masuk melalui perantara tangan. Saya mengajak kita semua untuk tetap optimis dan positif untuk kelangsungan bisnis MICE umumnya dan bisnis lainnya, sukses harus diraih dengan persiapan dan tekad yang bulat serta sungguh-sungguh

Just Say Hi

I’m always to discuss about your project
and talk about your problem

Mail me at
nyomanheru@gmail.com

Follow me on

Copyright ©2024 | Nyoman Heru.