Bertahan dan Keluar Dari Badai Dengan Aman

 458 total views,  3 views today

Seperti yg kita ketahui bahwa Krisis ekonomi pada sekitar tahun 1997 tersebut bukan hanya menghantam indonesia, tetapi juga menghantam negara-negara tetangga di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Bahkan raksasa Ekonomi Asia, Korea Selatan juga tidak Luput dari hantaman krisis.


Efek dari Krisis ekonomi tersebut sungguh Luar biasa bagi negara kita, Terjadi Kerusuhan yg bersifat rasial yg menimpa sebagian etnis, terjadi juga PHK kepada pekerja besar-besaran, dan sampai pada kejatuhan sebuah rezim yg telah berkuasa selama 32 Tahun, Orde Baru Dibawah Pimpinan Presiden (Alm) Soeharto.Di tengah morat-maritnya Keadaan ekonomi Negeri ini krn hantaman krisis, banyak perusahaan-perusahaan besar yg bangkrut, di sektor Perbankan terjadi “Rush”, dan juga banyak Bank-Bank “Sakit” yg akhirnya diambil alih oleh Negara ataupun dilikuidasi.

Dalam hantaman Krisis ekonomi dan hancurnya sektor Perbankan dan sektor industri, Ternyata sektor Usaha di bidang KULINER seakaan tidak banyak terpengaruh oleh keadaan tersebut. Ambil contoh, hal yg lazim kita lihat di kota2 besar terutama ibukota adalah keberadaan warung makan (Warteg, Warsun, Nasi Padang, dll) justru semakin berkibar walau krisis ekonomi menghantam. Bisnis kuliner seakan-akan menjadi terobosan dan alternatif bagi karyawan-karyawan yang terkena PHK dan pelaku usaha lainnya menjadi pelaku usaha kuliner sebagai sumber penghasilan mereka.

Namun tatkala tahun 2020 dampak Pandemi Virus Corona atau Covid-19 sangat luas dan menyasar seluruh level dan strata ekonomi dan sebaran wilayah terdampak sangat luasa dan kapan akan berakhir agak sulit di prediksi.
Efek tak hanya menghantam para pelaku industri besar, melainkan juga para pelaku usaha warung Tegal (Warteg). Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan setidaknya sebanyak 40 ribu pedagang warteg di Jabodetabek saat ini tengah berjuang melawan dampak corona.

“Dulunya ketika krisis moneter 1998 masih gagah menghadapinya. Tapi untuk kali ini ada tiga hal yang dihadapi pelaku usaha warteg akibat wabah pandemi Covid-19,” ujar Mukroni dalam keterangannya, Selasa (31/3/2020).
Pertama, daya beli turun, hal ini disebabkan banyak para pekerja harian yang tidak bekerja karena banyak perusahaan yang libur. Efeknya pendapatan supir angutan, driver ojol juga mengalami penurunan karena sepinya penumpang
Kedua, efek dari daya beli masyarakat turun berimbas ke omzet warung Tegal juga turun. Hal ini lantaran mewabahnya pandemi ini masyarakat takut ke luar rumah atau ke warung-warung makan.
Ketiga harga barang-barang kebutuhan seperti sembako naik. Ini karena banyak perusahaan yang mengurangi produktifitas dan terbatasnya transportasi.

Ditambah, ada sebagian masyarakat yang panik memborong bahan-bahan pokok dengan jumlah yang besar, seperti gula yang tadinya harganya per kilo Rp 12,500 naik ke Rp 18.000. Hal ini membuat biaya produksi warteg semakin mahal.
Nah bagaimana agar kita bisa aman dan selamat dalam menghadapi wabah virus Corona ini, khususnya bagi para pelaku usaha. Berikut beberapa tips yang bisa di coba :

1. Ciptakan Nilai Tambah – Value Added
Bisnis kita takkan berkembang jika tak punya nilai tambah. Misal sesama penjual soto, apa nilai tambah kita dibanding kompetetitor? Apakah dengan harga yang sama, dapat es teh gratis? Bisa tambah nasi sepuasnya? Dll dll

Misal sebagai penjual minuman dalam kemasan. Apakah rasa kita lebih enak? Kemasan kita lebih cantik? Dll. Ciptakan nilai tambah agar bisnis kita berkembang.

2. Buat faktor kali atas nilai tambah
Sesudah nilai tambah, ciptakan faktor kali. Apakah kita bisa merekrut reseller? Apakah menambah jumlah karyawan (sehingga lebih banyak produk dihasilkan)?
Apakah membeli teknologi baru, supaya produksi makin cepat?
Tanpa faktor kali, nilai tambah tidak akan memberi kenaikan yang signifikan.

3. Lebih baik masuk ke market yang besar walau persaingan agak tinggi
Ini adalah prinsip dasar. Mungkin market yang ukurannya kecil bisa membuat kita jadi pemenang, tetapi karena skalanya kecil, omset kita susah di “up”. Market yang besar memungkinkan kita “tetap dapat bagian”. Soal persaingan, itu bagian berikutnya yang masih bisa kita pikirkan.

Misal market air minum (air putih premium), tapi bukan air kesehatan, yang harganya bisa 4-5 kali lipat Aqua. Mungkin ada marketnya, tetapi biasanya tak besar. Apalagi saat ini pasar sedang sensitif dengan harga. Memasukinya, akan membuat kita berdarah-darah jika tak kuat modal untuk edukasi

4. Ciptakan diferensiasi, konten, konteks, infrastruktur
Untuk menang dalam marketing dan bisnis, diferensiasi itu mutlak. Bisa diferensiasi dari segi konten, misalnya sama-sama jual kebab, tetapi kita menjual kebab dengan berbagai varian rasa yang belum pernah ada sebelumnya.
Bisa juga diferensiasi konteks, misalnya yang lain gerobakan, Anda jual kebab di outlet modern di mall. Dihidangkan dengan konsep resto dan tentunya ada menu lainnya.
Bisa juga diferensiasi infrastruktur, agar kompetitor susah mengejar, Anda ngebut buka cabang sebanyak-banyaknya. Jadi ketika orang “mau masuk” segmen kebab premium ini, sudah terlambat.
Itu hanya contoh, Anda bisa kembangkan sendiri dengan produk Anda dan cara yang berbeda.

5. Bisnis boleh satu, tapi ciptakan varian produk
Ada prinsip “Don’t Put All Your Money In One Basket”. Namun juga ada prinsip bisnis, sebaiknya goals itu jangan banyak-banyak, maksimal 3, lebih dari itu, semuanya sulit tercapai.
Lalu bagaimana menyatukan dua prinsip yang terdengar benar tapi saling bertentangan ini? Solusinya adalah, bisnis Anda boleh satu. Tapi berkreasilah soal varian produk. Karena dengan varian produk inilah kita berpotensi melayani sebanyak mungkin market.
Misalnya kita jualan minuman. Ada varian premium, yang harganya mahal, rasa sangat terjamin, margin kita besar. Ada varian yang umum, rasa lumayan enak, sensasional juga, harga standar, margin standar. Ada “varian penglaris”, rasa biasa (jangan sampai tidak enak juga), tetapi harga sangat murah, margin rendah.
Dalam perjalanan nanti bisa dievaluasi, mana yang berfungsi sebagai penghasil cash dan mana produk yang berfungsi sebagai penghasil margin. Kita bisa mengatur strategi berikutnya dengan data in

Just Say Hi

I’m always to discuss about your project
and talk about your problem

Mail me at
nyomanheru@gmail.com

Follow me on

Copyright ©2024 | Nyoman Heru.